Oleh: Joko Prasetyo | Oktober 18, 2009

Jika Badai Datang

“Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.” Mat 14: 24, 25

hsmjesuswalksonwaterSering kali orang-orang berpikir bahwa kehidupan orang Kristen itu berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, kita hidup penuh dengan masalah.

Di dalam perikop pembacaan kita hari ini, dikatakan bahwa Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang danau Galilea. Setelah beberapa mil jauhnya dari pantai, perahu itu diombang-ambingkan oleh gelombang, karena angin sakal. Murid-murid Yesus menghadapi masalah di tengah-tengah ketaatan mereka dalam melakukan perintah Tuhan Yesus, yaitu mendahului-Nya untuk ke seberang.
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang bebas dari masalah, tetapi Ia berjanji akan selalu menyertai kita.

Di saat kita berada di tengah-tengah masalah Tuhan ingin agar kita meresponiNya. Kita harus sadar bahwa kita bisa saja di dalam kehendak Tuhan saat kita menghadapi masalah. Janganlah kita berpikir bahwa Tuhan hanya bersama-sama dengan kita saat keadaan kita ada di dalam keadaan baik, dan Dia tidak bersama dengan kita saat keadaan buruk. Kehendak Tuhan di dalam kehidupan kita tidak dapat dilihat dan bergantung kepada keadaan yang kita alami.

Di tengah-tengah badai murid-murid belajar bahwa Yesus selalu ada bersama dengan mereka senantiasa.

Jikalau Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk ke seberang danau, Dia pasti akan menyertai mereka. Begitu juga dengan setiap kita, Ia akan selalu bersama-sama dengan kita.

Namun kita juga perlu tahu bahwa mungkin juga kita ada dalam masalah karena kita keluar dari rencana dan kehendak Allah.

Apapun situasi kita, percayalah bahwa badai yang kita hadapi tidak sebesar Allah kita! Sewaktu kita berada di dalam masalah, dan berseru kepada-Nya, mungkin seolah-olah Ia tidak menjawabnya; Kita menjadi gelisah dan takut seperti murid-murid Yesus. Ketahuilah bahwa pertolongan-Nya tidaklah pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu.

“Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!””(Matius 14: 27).

Janganlah kita memandang masalah kita dengan mata jasmani, tetapi pandanglah dengan mata rohani, sebab jika tidak kita semua akan menjadi takut.
Saat murid-murid Yesus sadar bahwa yang berjalan di atas air adalah Tuhan Yesus, Petrus berseru kepada-Nya: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air” (ayat ke-28).

Untuk sesaat Petrus percaya dan memandang kepada Yesus, namun ketika ia mulai berjalan di atas air Petrus mulai melihat lagi masalah di sekelilingnya, dan ia pun mulai tenggelam.

Apapun yang terjadi biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan Yesus dan bukan kepada masalah kita.

Kita sering mengkritik Petrus karena ia tenggelam. Kita perlu perhatikan juga bahwa Petrus berseru kepada Tuhan Yesus dan berani melangkah melakukan apa yang Tuhan katakan.

Masalah-masalah yang kita hadapi akan membuat kita lebih dekat lagi kepada Tuhan Yesus. Biarlah dalam proses masalah mata kita hanya tertuju kepada-Nya.

Yesus lebih besar dari masalah kita, sebesar apapun masalah kita Yesus mampu menolong. Amin

Oleh: Joko Prasetyo | Oktober 8, 2008

Apakah Kita Orang Israel ?

Bacaan Roma 9 : 1 – 29

Tidak sedikit orang bertanya-tanya, kenapa bangsa Israel yang adalah umat pilihan Tuhan tapi terus-menerus berperang. Israel sebenarnya adalah sebuah Negara kecil bahkan jauh lebih kecil dari Indonesia, tapi siapa yang tidak kenal Israel, Negara yang dikenal tidak habis-habisnya berperang. Tetapi ketika Tuhan bicara tentang Israel, Tuhan bukan sekedar bicara tentang sebuah bangsa namun Ia juga hendak bicara tentang keluarga. Kalau kita pelajari kata Israel itu sendiri sebenarnya adalah sebuah nama yang diberikan Tuhan kepada Yakub.

Alkitab mencatat Yakub mempunyai dua belas anak yang kemudian menjadi cikal-bakal keturunan 12 suku Israel. Dan dalam perjalanan sejarah ke-12 suku ini, akhirnya pecah menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Israel yang terdiri dari 10 suku, dan kerajaan Yehuda yang terdiri dari 2 suku. Dan Alkitab mencatat, yang terpilih…, dimana olehnya Kristus lahir berasal dari suku Yehuda. Itulah sebabnya Yesus disebut “Singa dari Yehuda”, tapi bukan dari Israel. Dan dari Kristus inilah akhirnya lahir gereja Tuhan.

Meninjau dari sejarah latar belakang panggilannya, Tuhan “tidak tertarik” pada sebuah bangsa, karena jika bicara tentang bangsa adalah bicara tentang sesuatu yang erat kaitannya dengan politik, sementara itu Tuhan juga tidak “tertarik” dengan politik, tapi Ia tertarik pada sebuah keluarga. Itulah sebabnya setiap orang percaya dipanggil dan dipilih serta ditebusnya dengan darah Kristus untuk dapat masuk dalam anggota keluarga kerajaan Allah. Itulah sebabnya kita juga disebut sebagai israel-israel rohani yang akan masuk ke dalam Yerusalem Baru, yaitu kerajaan Sorga.

Tuhan tertarik untuk membangun sebuah keluarga karena

Pertama, dari keluarga akan muncul rasa aman, tenteram dan damai.

Kedua, keluarga adalah tempat dimana kasih mengalir, artinya sebuah keluarga bisa memberikan kasih dan sekaligus menerima kasih.

Ketiga, keluarga juga tempat untuk istirahat

Jadi, waktu Tuhan berbicara tentang Israel,Tuhan sedang bicara tentang Aman, Kasih, dan tentang tempat Istirahat. Jadi jika bicara kita adalah israel rohani artinya bicara kita hidup aman, dikasihi Tuhan, dan menikmati istirahat.

Pada ayat 1-3 dalam roma 9 ini ada dua pelajaran penting yang kita jumpai:

Pertama, kita jumpai ketulusan hati Paulus.

Kedua, Keseriusan Paulus dalam memperhatikan sesuatu yang penting.

Untuk memahami maksud Paulus dalam ayat-ayat ini, sebaiknya kita lihat terlebih dahulu janji-janji Tuhan kepada Abraham dalam kitab Kejadian; diantaranya dikatakan “kamu akan menjadi bangsa yang besar, akan diberkati, dan menjadi berkat, siapa yang memberkati kamu akan Ku berkati dan yang mengutuk kamu akan Ku kutuki, oleh-mu semua kaum akan memperoleh berkat, dan Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar” (bnd. Kej.12:1-3;15:1; 17:1-2). Jika penjelasan Paulus dalam Roma 9 ini dibandingkan dengan janji-janji Tuhan kepada Abraham tadi, maka dapatlah kita simpulkan bahwa berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham itu juga adalah berkat yang dijanjikan-Nya kepada kita israel-israel rohani yang telah ditebus dengan darah-Nya sendiri. Artinya kita juga berhak menerima janji Abraham itu. Dan berkat yang dijanjikan itu disediakan bagi kita, bagi keturunan kita dan bahkan bagi orang-orang di sekitar kita. Jadi, sebenarnya inti kekristenan terletak pada darah Kristus.

Orang-orang yang disebut umat pilihan, dan yang berhak menerima janji-janji Tuhan (berkat-berkat Abraham) adalah:

 Ayat 8 Mereka yang memiliki kehidupan di dalam Roh dan juga dipimpin oleh Roh .Sebagai orang percaya kita harus hidup di dalam Roh, tetapi sekaligus juga harus dipimpin Roh. Orang yang hidup didalam Roh belum tentu sudah dipimpin Roh. Karena ciri seorang yang sudah dipimpin Roh akan hidup tunduk sepenuhnya pada kehendak Roh.

 

Ayat 17 Mereka yang dalam kehidupannya dapat menyatakan kuasa Tuhan Artinya, yang diandalkan di dalam hidup ini bukan kekuatan sendiri, tetapi berserah pada kuasa pertolongan Tuhan.

Orang percaya yang mengandalkan Tuhan boleh saja tetap punya masalah tapi tidak mudah jadi stress dan putus asa, hal itu dikarenakan kekuatan Tuhan yang Dahsyat itu selalu menopang hidupnya.

Ayat 19-22 Mereka yang tidak berbantah-bantah dengan Tuhan Apapun yang Tuhan kerjakan tidak selamanya dimengerti oleh kita, tetapi Ia tidak pernah salah, dan dibalik semua yang Ia kerjakan ada maksud dan rencana-Nya yang mulia bagi kita. Karena itu setiap kita harus belajar tunduk kepada kehendak Allah dengan selalu bersyukur atas semua karya-Nya. Dan bersyukur itu sendiri membuat kita mengerti kehendak Tuhan dan tetap kuat untuk menjalaninya.

Kesimpulan

Setiap orang percaya adalah israel – israel rohani. Sebab kita telah dipanggil, dipilih dan ditebus Allah dengan Darah Kristus, dan olehnya kita layak masuk dlm persekutuan keluarga kerajaan Allah. Untuk itulah setiap janji Allah kepada Abraham juga adalah untuk kita. Karena itu kita harus hidup di dalam dan dipimpin Roh Kudus, selalu mengandalkan Tuhan dalam segala perkara, dan tidak berbantah-bantah dengan Tuhan, tapi dengan rendah hati menaklukan diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan.

 

Oleh: Joko Prasetyo | September 27, 2008

Hidup Penuh Kemenangan Ditentukan Oleh Kualitas Hidup

Zakaria 8:1-19

Dunia zaman sekarang sangat membutuhkan orang-orang yang berkualitas, sebab bagi orang yang tidak berkualitas saat ini tidak akan mampu bertahan karena makin hari dunia semakin keras. Banyak anak muda yang tidak berkualitas terjerumus ke narkoba, sek bebas, dan macam-macam tindakan kriminal karena tidak tahan dengan segala tekanan yang ada.

Para suami dan istri-istri yang tidak berkualitas banyak yang jadi sumber masalah ditengah-tengah keluarganya. Setiap saat dapat kita saksikan orang-orang yang tidak berkualitas selain menjadi sumber persoalan juga menjalani hidup dalam tekanan berat. Tapi bagi kita yang mau dengan sepenuh hati menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti hidup berkualitas, sebab roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia ini, dan Alkitab mencatat “kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, maka kamu akan menerima kuasa”.

Hidup Kristen adalah hidup berjalan dalam kuasa inilah yang dimaksud dengan hidup yang berkualitas. Dan setiap orang yang berkualitas pasti akan melakukan sesuatu, itulah sebabnya Alkitab mencatat, “umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan terus bertidak atau berkarya,” guna hormat dan kemuliaan Allah. Hidup berkualitas penting, karena kualitas hidup itu sangat menetukan bagaimana kita menghadapi serta memenangkan sebuah pertarungan, jadi artinya kualitas sangat menetukan keberadaan hidup seseorang. Hidup berkualitas akan menciptakan suasana damai sejahtera, dan dimana ada damai-sejahtera maka disitu pula ada berkat-berkat Tuhan tercurah.

Dalam ayat-ayat pembacaan ini dijelaskan pentingnya kita mempunyai kuasa supaya dapat memiliki hidup yang berkualitas, yaitu:

Ayat 3; Kita memerlukan kuasa untuk setia dan Kudus.

Dalam ayat ini ada dua kata kunci yaitu “setia dan kudus”. Di zaman sekarang jika kita amati masalah kesetiaan dan kekudusan sepertinya tidak lagi hal yang popular, orang lebih memperhatikan hal-hal yang bertalian dengan keuntungan dan kepentingan diri masing-masing. Selama itu menguntungkan maka saya tetap disana, selagi saya punya kepentingan maka saya lakukan hal itu, pikiran-pikiran demikianlah yang banyak terjadi sekarang ini, bicara soal kesetiaan dan kekudusan dianggap hal yang tidak penting lagi. Setia artinya, meskipun saya ada dalam tantangan, meskipun dalam masalah, saya akan tetap disana karena saya tahu Tuhan yang tuntun saya kesana, dan Ia yang membawa saya itu adalah Tuhan yang setia, bahkan Ia telah membuktikan kesetiaan-Nya itu sampai mati di atas salib

Ayat 4-5; Kita memerlukan kuasa untuk membangun sebuah keluarga yang dahsyat.
Kuasa sangat penting supaya sebuah keluarga menjadi dahsyat, dimana suami-istri dan anak-anak hidup berkualitas, dan hubungan antar seluruh anggota keluarga juga harmonis, karena seluruh anggota keluarga dapat melakukan fungsinya masing-masing dengan benar. Keluarga yang dahsyat inilah yang menikmati hidup dalam damai sejahtera, dimana tidak ada perpecahan, tidak ada perceraian, dan tidak ada kebencian, juga tidak saling khianati, tapi yang ada hanyalah kasih, saling memperhatikan, dan saling menghargai, serta saling memberkati.

Memang masalah/persoalan ada, tapi selalu diselesaikan dalam kasih. Dan keluarga yang dahsyat atau berkualitas ini pastilah sebuah keluarga yang dapat bersaksi, jadi berkat, yang disukai Tuhan dan sesama.

Ayat 9; Kita memerlukan kuasa untuk menjadi kuat.

Menjadi kuat artinya melihat tantangan lama-kelamaan menjadi suatu hal yang mengasikkan. Artinya tidak menghadapi tantangan dalam ketakutan dan dengan rasa terpaksa, namun penuh keberanian, kesiapan, dan keyakinan, bahkan percaya di dalam Kristus tantangan itu pasti dapat diatasi, karena yakin bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, dan percaya Ia pasti berikan kemenangan. Jadi, kekuatan itu membuat tantangan menjadi asyik karena yakin pasti dapat diatasi, inilah yang dinamakan hidup berkualitas.

Ayat 11-13; Kita memerlukan kuasa untuk menjadi berkat.

Sekarang kecenderungan orang-orang bukannya ingin jadi berkat, tapi jadi sandungan bahkan jadi pelontar kata-kata kutukan terhadap sesama. Tetapi seorang yang berkualitas hidupnya dapat jadi berkat buat orang lain, karena itu kita perlu kuasa agar hidup ini berkualitas dan dapat jadi berkat. Karena tidak berkualitas menyebabkan banyak pasangan suami-istri gagal membina rumah tangga bahkan tragisnya tidak jarang sampai berakhir pada perceraian, juga banyak anak muda yang hidup tidak benar. Jadi hidup tidak berkualitas jadi penyebab gagalnya mengatasi setiap tantangan

Kesimpulan

Di zaman ini hidup kita harus berkualitas karena tantangan zaman semakin keras. Jika tidak berkualitas, tidak akan sanggup menghadapi bahkan memenangkan setiap pergumulan/persoalan. Karena itu supaya hidup dapat berkualitas kita harus memiliki kuasa, menyerahkan hidup seluruhnya kepada Yesus, takut akan Tuhan percaya kepadaNya dan melaksanakan kehendakNya agar dapat tetap setia dan mampu menjalani hidup kudus yang adalah dasar untuk membangun sebuah keluarga dahsyat, sehingga berkat-berkat tercurah, pribadi yang kuat dan dapat menghadapi setiap tantangan serta mampu meraih kemenangan besar. SOLI DEO GLORIA

Oleh: Joko Prasetyo | September 27, 2008

Jadilah Laksana Burung Rajawali

Pernahkah Anda mendengar kisah ini? Ketika Tuhan menciptakan tiram, Tuhan memberikan suatu jaminan sehubungan dengan ekonomi dan tunjangan sosial. Bahkan Tuhan membuat sebuah rumah bagi tiram untuk melindunginya dari serangan musuhnya. Apabila tiram lapar, maka ia hanya membuka rumahnya dan segera mendapatkan makanannya.

Tetapi lain halnya dengan burung rajawali. Ketika Tuhan menciptakan burung rajawali, Tuhan berkata kepada burung ini, “Bangunlah rumah bagimu, tetapi ingat bahwa langit yang biru adalah batas jangkauanmu.” Akhirnya burung rajawali memilih untuk membuat sarangnya di bukit-bukit dan gunung batu yang tinggi dimana badai selalu mengancam setiap saat. Untuk mendapatkan makanan, burung ini harus terbang jauh dimana hujan, angin, badai dan salju tidak dapat dihindari.

Rajawali yang sering kita lihat dalam bentuk lukisan, gambar atau patung, kali ini dijadikan sebagai ilustrasi di Alkitab, yang menunjuk kepada suatu karakter ilahi, karakter yang kuat dalam setiap tantangan – apapun itu. Burung rajawali tidak menghindari bahaya, mereka malah menyambut badai. Dengan sayap jauh lebih besar daripada tubuhnya, ia memiliki aerodinamika yang paling sempurna. Oleh karenanya rajawali memiliki stabilitas ketika sedang melayang-layang di udara dan tidak takut akan pergolakan arus udara yang tidak teratur.

Rajawali adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sangat indah. Alkitab menuliskan mengenai rajawali sebanyak 38 kali, jauh lebih banyak dibandingkan merpati atau jenis burung lainnya. Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2 m. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung..

Dengan berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa hal yang dapat kita pelajari dari burung rajawali ini, baik itu menyangkut ke-Tuhanan maupun kehidupan kekristenan kita. Semoga pengetahuan singkat ini dapat menjadi berkat bagi kita semua.

Semua Bayi Rajawali Harus Belajar Untuk Terbang

“Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” Yesaya 40:31

Di atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan muncullah bayi rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada dua hal yang sangat disukai oleh bayi rajawali ini untuk dilakukan, yaitu makanan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia didalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Hal itu berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya.

Siklus ini berjalan beberapa minggu, sampai pada suatu hari, induk rajawali ini terbang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya memperhatikan anaknya yang ada di dalamnya. Kali ini tanpa makanan. Setelah berputar beberapa kali, induk rajawali akan terbang dengan kecepatan tinggi menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan digoncang-goncangkannya. Kemudian ia merenggut anaknya dari sarang dan dibawanya terbang tinggi. Kemudian, secara tiba-tiba, ia menjatuhkan bayi rajawali dari ketinggian (mungkin bayi rajawali itu menjerit dan berteriak aduh mama jahat) Bayi ini berusaha terbang, tapi gagal. Beberapa saat jatuh melayang ke bawah mendekati batu-batu, induk rajawali ini dengan cepat meraih anaknya kembali dan dibawa terbang tinggi. Setelah itu, dilepaskannya pegangan itu dan anaknya jatuh lagi (bayi rajawali kembali berteriak dengan kerasnya mama jahaaaatttt). Tapi sebelum anaknya menyentuh daratan, ia mengangkatnya kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang, setiap hari. Hingga hanya dalam waktu satu minggu anaknya sudah banyak belajar, dan mulai memperhatikan bagaimana induknya terbang. Dalam jangka waktu itu, sayap anak rajawali sudah kuat dan ia pun mulai bisa terbang.

Saudaraku, banyak orang Kristen seperti bayi rajawali ini. Terlalu nyaman di dalam sarangnya. Kita datang ke gereja seminggu sekali untuk mendapatkan makanan. Kita menunggu pelayan Tuhan untuk memberi mereka “makanan rohani” kedalam mulutnya. Kemudian setelah ibadah selesai, kita pulang dan “tidur” lagi, tanpa melakukan firman Tuhan dan hidup tidak berubah. Baru setelah beban-beban berat menindih selama 1 minggu, kita merasakan “lapar” dan butuh diisi makanan, kemudian kita pun pergi lagi ke gereja untuk di-drop makanan lagi.

Hal ini berlangsung terus menerus berulang-ulang tanpa ada pertumbuhan secara rohani dalam hidup kita. Sampai suatu saat, sesuatu pencobaan terjadi dalam hidup kita, sarang digoncangkan dengan keras, dan kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kita mulai menyalahkan Tuhan,sebagaimana bayi rajawali mengatakan mama jahat , “Tuhan jahat! Tuhan tidak adil!….”

Tidak! Burung rajawali tidak jahat terhadap anaknya, Tuhan tidak jahat kepada kita, Jika kita mengalami pencobaan dan goncangan berarti Bapa di surga sedang melatih kita untuk bisa lebih dewasa lagi, agar kita bisa siap untuk terbang. Akan sia-sia menjadi rajawali kalau dia tidak bisa terbang. Berarti akan sia-sia menjadi orang Kristen kalau dia tidak pernah dewasa dalam iman! Akan tetapi perhatikanlah hal ini : setiap pencobaan datang, Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anakNya jatuh tergeletak, tapi seperti induk rajawali, pada saat kritis, ia menyambar anaknya untuk diangkat kembali.

Beban berat boleh datang, tapi kemudian mulailah untuk berdoa. Mulailah membuka Alkitab dan membaca firman Tuhan. Kemudian kita akan menyadari bahwa jawaban doa itu telah datang. Masa-masa sukar akan selalu ada di depan kita, tapi kita akan menemukan diri kita selalu penuh dengan pengharapan jika kita tetap berdiri pada kebenaran firman Allah. Apa yang sedang terjadi? Ternyata kita sedang merentangkan sayap kita! Kita sedang belajar terbang ! Tuhan mengangkat dan memuliakan kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami.

Jika induk rajawali melatih anaknya untuk mempergunakan sayapnya, Tuhan melatih kita untuk mempercayai firmanNya dan mempergunakan iman kita.

Rajawali Diciptakan Untuk Tinggal di Tempat Tinggi

“Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran” Efesus 4:17-19

Berbeda dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan untuk terbang di tempat-tempat yang tinggi, jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh dari jangkauan para pemburu

Burung rajawali memiliki keunikan, jika ia berada di alam bebas, akan menjadi burung yang paling bersih di antara burung lainnya, tapi jika dia berada di dalam ‘penjara’ dan terikat, ia akan menjadi burung yang paling kotor (hal ini dikarenakan rajawali mengkonsumsi makanan yang berbeda dengan burung lainnya).

Saudaraku, Tuhan menciptakan kita untuk selalu terbang dan berada di tempat yang tinggi, yaitu selalu berada dalam hadiratNya dan bebas dari kontrol dunia. Jika orang kristen berada dalam ikatan-ikatan duniawi, ia akan menjadi orang yang terkotor dibandingkan dengan orang lain.

Rajawali Terbang Melayang

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”. Roma 5:3-5

Rajawali tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain, mereka terbang dengan mengepak-kepakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Tapi yang dilakukan rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya.

Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.

Saudaraku, angin sering disebutkan dalam Alkitab sebagai penggambaran dari Roh Kudus. Kita dapat belajar untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan membiarkan-Nya mengangkat kita lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Seringkali kita ‘terbang’ dengan kekuatan kita sendiri, hasilnya kita menemui banyak kelelahan, kekecewaan dan kepahitan dalam hidup ini. Tapii belajar dari rajawali, kita mau untuk ‘terbang’ melintasi kehidupan ini dengan mengandalkan Roh Kudus.

Angin, juga berbicara mengenai kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai adalah media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dia terbang menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk lebih kuat lagi. Orang ‘Kristen Rajawali’ seharusnya mengucap syukur dalam menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Karena saat itulah saat yang tepat bagi kita untuk mempergunakan pencobaan sebagai media untuk menguatkan sayap-sayap iman kita.

Rajawali Memiliki Waktu Khusus untuk Pembaharuan

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya“1 Kor 10:13

Ketika rajawali berumur 60 tahunan, ia memasuki periode pembaharuan. Seekor rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama kira-kira 1 tahun. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan hidup hingga umur 120 tahun, seperti normalnya rajawali hidup.

Saudaraku, seperti rajawali, orang kristen perlu memiliki waktu-waktu khusus untuk proses pembaharuan dalam hidup ini. Membiarkan hal-hal lama yang tidak berguna lagi ‘rontok’ dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari Tuhan. Pembaharuan adalah prinsip Ilahi, dimana Allah memotong segala sesuatu yang tidak menghasilkan buah dalam hidup kita ini agar kita mampu berbuah lebat. Selama kita menantikan Dia, relakan proses pembaharuan itu berlangsung.

Rajawali Juga Kadang-kadang Sakit,Seperti Manusia

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”Yeremia 17:7

Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, dimana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari. Karena sinar matahari memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan rajawali, dan juga merupakan obat yang paling mujarab baginya.

Saudaraku, ketika kita sakit, baik itu sakit secara fisik, ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam ‘penyakit’?

Setiap Burung Rajawali Pasti Mati

“Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir” Yesaya 60:20

Ketika rajawali berada dalam keadaan mendekati waktu kematiannya, ia terbang ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya dengan kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari, lalu….mati.

Saudaraku, sudah selayaknya, semua orang Kristen mati dengan mata dan hati tetap tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam kehidupan kekal.

Betapa luar biasanya burung rajawali bukan ? Nah, bertindaklah laksana burung rajawali yang naik terbang tinggi dan tiada mudah letih dan goyah apalagi menyerah ketika menghadapi badai di udara. Janganlah melipat sayap ataupun melarikan diri dari persoalan. Kembangkanlah sayapmu lebar-lebar dan hadapilah.

Lihatlah seekor rajawali ketika ia melintasi badai udara yang gelap dan kelam. Ia mengetahui dengan pasti semakin tinggi ia terbang maka semakin tenang dan gagah. Ia berusaha sekuat mungkin untuk melaluinya sampai ia mendapati langit biru yang cerah. Demikian juga dengan kita. Bersama Tuhan Yesus jadilah laksana rajawali yang selalu siap menghadapi badai dan tetap kuat dan percayalah kuasa Tuhan tidak terbatas

Oleh: Joko Prasetyo | April 14, 2008

Inilah aku Tuhan bentuklah seturut dengan kehendak-Mu

Bagaikan bejana siap dibentuk

Demikian hidupku ditanganMu

Dengan urapan kuasa RohMu

Kudibaharui selalu

Jadikan ku alat dalam rumahMu

Inilah hidupku di tanganMu

Bentuklah sturut kehendakMu

Pakailah sesuai rencanaMu

Ku mau spertiMu Yesus

Disempurnakan selalu

Dalam sgenap jalanku

Memuliakan namaMu

Oleh: Joko Prasetyo | April 13, 2008

Ada Apa Dibalik Kepahitan

Kejadian 39:1-23

Perjalanan hidup manusia merupakan sebuah misteri. Misteri yang saya maksudkan, bukanlah seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini di media TV, yakni sesuatu yang horor, menakutkan dan membahayakan. Misteri yang dimaksud adalah sesuatu yang rahasia, belum kita tahu persis apa yang bakal terjadi di hadapan kita. Setengah jam mendatang, kita tidak tahu dengan tepat apa yang akan melanda hidup kita, pada tahun 2006 orang sibuk dengan Merapi ternyata tanpa terpikirkan sedikitpun terjadi gempa yang memakan ribuan korban dan menghancurkan sebagian wilayah DIY dan Jawa Tengah yang bukan disebabkan oleh Merapi. Dalam menjalani hidup yang misteri ini, seringkali kita mendapatkan berbagai pengalaman. Pengalaman tersebut bisa berupa pengalaman pahit, atau bisa juga pengalaman manis dan menyenangkan. Berbicara mengenai pengalaman, maka harapan banyak orang adalah mendapatkan pengalaman manis dan menyenangkan. Tidak ada orang yang merindukan pengalaman-pengalaman pahit. Mengapa ? Karena pada dasarnya, orang lebih suka yang menyenangkan daripada yang pahit Atau, hal lain banyak orang Kristen yang salah mengerti, karena pikirnya pengalaman-pengalaman pahit, disebabkan Tuhan tidak mengasihinya atau Tuhan telah jauh dari hidupnya. Oleh karenanya, kalau bisa pengalaman pahit ditolak dan tidak usah terjadi dalam hidup ini. Tetapi sebagai anak Tuhan, sebagai orang percaya, pertanyaan yang harus kita gumulkan adalah apakah semua pengalaman pahit merupakan indikasi bahwa Tuhan tidak menyertai umatNya ? Apakah benar bahwa pengalaman pahit merupakan sesuatu yang sangat negative sehingga kita harus menolaknya? Dari pembacaan Firman Tuhan tersebut di atas, marilah kita belajar bahwa pengalaman-pengalaman hidup yang pahit sesungguhnya ada manfaatnya agar kita dapat mengenal dengan lebih baik Tuhan yang kita ikuti. Dalam perjalanan hidupnya, Yusuf diizinkan Tuhan untuk mengalami berbagai pengalaman pahit, pengalaman yang secara manusiawi tidak menyenangkan atau tidak disukai. Pengalaman apa itu ? Pengalaman ditolak oleh saudara sendiri. Alkitab memberikan informasi bahwa ketika Yusuf berusia 17 tahun, dia bersama saudara-saudaranya menggembalakan domba. Ketika mereka menggembalakan domba, Yusuf menyaksikan saudara-saudaranya melakukan kejahatan. Lalu, sebagai seorang yang mengasihi Tuhan dan saudara-saudaranya, Yusuf memberitahukan kejahatan tersebut kepada ayahnya, dengan harapan mereka tidak terlalu jauh masuk ke dalam kejahatan-kejahatan berikutnya. Bagaimana respon saudara-saudaranya ? Apakah mereka terima dengan senyum dan berkata : “terimakasih ya”. Alkitab memberitahukan, mereka justru sangat membenci Yusuf (Kej 37:2)

Pengalaman tidak disapa dengan ramah oleh saudara sendiri. Mengapa ? Karena kasih sayang ayahnya lebih besar kepada Yusuf dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Akibatnya, Yusuf semakin dibenci. (Kejadian 37:4) Pengalaman dianggap sebagai pembual. Hal ini, disebabkan adanya mimpi. Pengalaman dijual kepada pedagang Midian-orang Ismail. Kebencian yang sudah ditumpuk sekian lama akhirnya memuncak. Saudara-saudaranya memutuskan untuk memasukkannya ke sumur kosong dan dijual kepada pedagang Midian. Pengalaman dijual dengan berpindah tangan. Orang Midian – orang Ismael yang membeli Yusuf, menjualnya kembali kepada pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja. Pengalaman menjadi narapidana. Isteri tuannya, Potifar menuduhnya telah melakukan pemerkosaan atas dirinya. Karena itu, dia harus dimasukkan penjara. (Kejadian 39:20) Saudara-saudara, kalau dilihat sepintas, mungkin kita akan berkomentar bahwa Yusuf adalah orang yang telah ditinggalkan oleh Tuhan. Mengapa ? Karena sebagian orang – masyarakat Kristiani menduga bahwa orang yang terlalu banyak pengalaman pahitnya tidak dibela oleh Tuhan. Benarkah demikian ?

Bagaimana pengalaman pahit berubah menjadi sebuah mutiara iman yang berharga. Marilah kita belajar dari Yusuf.

Pertama, penyertaan Tuhan adalah segala-galanya. (Kejadian 39:2, 21) Di dalam dunia ini, ada sebagian orang yang merasa sangat bangga jika memiliki kenalan, atau sahabat seorang pejabat pemerintah. Bahkan, tidak jarang orang mengaku-ngaku familinya si-A yang terkenal itu. Mengapa ? Karena, dengan kedekatannya pada pejabat tertentu dapat menolong dia untuk mencapai cita-cita. Atau katakanlah sebagai sarana baginya untuk mencapai keberhasilan. Kalau, saya dekat dengan si-A itu, kemungkinan besar dapat memuluskan jalannya usaha yang sedang kubangun ini. Tetapi, bagaimana kenyataannya ? Banyak orang menjadi kecewa karena ternyata orang yang dianggapnya hebat tersebut, ternyata ikut andil menghancurkan usaha yang mati-matian dibangunnya. Namun, Yusuf berbeda. Yusuf tidak dibela oleh pejabat yang hebat, tetapi Yusuf dibela oleh satu pribadi, yakni TUHAN sendiri. Alkitab berkata : Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kejadian 39:2). Perhatikan ayat Firman Tuhan ini. Ada hubungan yang sangat erat antara keberhasilan dalam pekerjaan dengan penyertaan Tuhan. Dan, itulah keberhasilan yang sejati. Ada orang yang berkata : usaha ini berhasil karena management yang saya terapkan sangat baik. Atau, mungkin yang lain berkata : usaha ini berhasil karena gaya kepemimpinanku yang sangat berwibawa, sehingga tidak ada karyawan yang berani macam-macam. Saudara, jangan berbangga dulu. Firman Tuhan berkata: “keberhasilan datang karena penyertaan Tuhan”. Kalau Tuhan tidak sertai usahamu, mungkin sudah lama pailit, sudah lama bangkrut. Kalau usahamu berhasil, ingat itu semata-mata karena penyertaan Tuhan. Kalau engkau tidak di PHK, ingat baik-baik semua karena anugerah Tuhan. Pengalaman apa yang dimiliki oleh Yusuf ? Apakah pernah belajar management dari sebuah universitas ternama ? Apakah pernah belajar leadership dari universitas terkemuka ? Tidak ! Tetapi bagaimana mungkin seorang yang selalu disalah mengerti orang, bagaimana mungkin seorang yang tidak punya bekal ilmu yang memadai dapat memanage rumah kepala pengawal raja ? Alkitab memberitahukan Tuhan menyertai Yusuf. Penyertaan Tuhanlah yang memungkinkan Yusuf berhasil melakukan semua tugas yang berat itu.

Kedua, Keberhasilan Tanpa Integritas Akan Hancur . (Kejadian 39:7,8) Integritas adalah menyatunya kata dan perbuatan atau menyatunya iman di dalam tindakan nyata. Alkitab berkata : …TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya… Keberhasilan merupakan anugerah Allah. Tetapi, pada tingkat tertentu keberhasilan menjadi jerat yang membuat dia lupa diri. Karena itu, keberhasilan yang sejati harus disertai dengan integritas yang teruji. Biasanya, ada tiga hal yang menjadi ujian terhadap integritas yang biasanya orang menyebutnya TIGA TA, yakni TAHTA, HARTA dan WANITA. Mengapa sebagian orang melakukan KKN ? Alasannya sederhana, agar memperoleh harta benda yang banyak. Agar kekayaannya melimpah sebagai jaminan hari tua. Mengapa ada pemimpin yang menghalalkan segala cara , atau “money politic” ? Kalau sudah terpilih, tujuannya apa ? Jawabannya sederhana, supaya kembali memperoleh TAHTA. Mengapa banyak keluarga berantakan ? Salah satunya, menurunnya integritas seseorang dalam hal lawan jenis atau WANITA. Alkitab memberitahukan kita bahwa Yusuf diuji integitasnya dalam hal WANITA. Yusuf adalah seorang yang tampan, gagah dan bersikap manis. Rupanya, nyonya rumah-isteri Potifar sudah lama mengamati hal itu. Dia memandang Yusuf dengan birahi, dengan nafsu seksual yang tinggi dan setiap hari merayu Yusuf agar jatuh ke pelukannya. Itu sebabnya, ketika rumah kosong – dia mengajak Yusuf berselingkuh dengannya. Sekarang ini, banyak kasus perselingkuhan terjadi dimana-mana. Bahkan, mereka mencoba menghaluskan istilahnya dengan berkata SELINGKUH adalah Selingan Indah Yang Penting Keluarga Utuh. Dunia menganggap bahwa perselingkuhan itu sebagai selingan indah

Tetapi kita memuji Tuhan karena Yusuf terbukti berintegritas tinggi. Buktinya ? Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:7-8).

Perhatikan kalimat ini, ….berbuat dosa terhadap Allah. Yusuf tidak melakukan tindakan bejat itu karena takut berbuat dosa terhadap Allah. Berbeda dengan orang zaman sekarang, mereka tidak melakukannya karena takut ketahuan dosanya, bukan karena takut terhadap dosa itu sendiri .Jikalau Tuhan izinkan kita berhasil dalam hidup ini, mari ingat baik-baik bahwa semua itu hanya karena campur tangan Tuhan dan bukan karena kehebatan kita. Karena itu, pegang teguh integritas kita sebagai anak terang yang tidak mau kompromi dengan dosa sedikitpun.

Ketiga, Promosi datangnya dari Tuhan. (Kejadian 41:40-41) Jikalau kita memperhatikan latar belakang Yusuf, maka dengan cepat orang berkata, orang seperti dia tidak bakal menjadi orang yang berguna. Tidak mungkin menjadi orang yang akan menjadi saluran berkat. Mengapa ? Karena memang secara kasat mata, tidak ada modal baginya, tidak ada sesuatu yang dapat diandalkan. Orang sering kali tergoda untuk sesuatu yang kelihatan. Namun Alkitab memberi kesaksian bahwa Yusuf menjadi penguasa di Mesir. Allah memakai cara yang mungkin tidak pernah dipikirkan Yusuf. Allah membuat Firaun bingung dengan mimpinya. Allah memang sengaja melakukan hal itu. Firaun mendapat mimpi demikian. “Ketika Firaun berdiri di tepi sungai Nil, tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor Lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput di tepi sungai itu. Kemudian tampak juga tujuh ekor lembu yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu beridiri di samping lembu-lembu yang tadi, ditepi sungai itu. Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu”. Sementara itu, dalam mimpinya yang kedua Firaun mendapat mimpi demikian: “Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. Tetapi kemudian, tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas dan berisi tadi”. Kedua mimpi itu, membuat Firaun gelisah karena tidak tahu apa maksudnya. Dia mencari orang-orang yang dianggapnya pakar, dianggap ahli diseluruh negeri. Namun tidak ada seorangpun yang mampu mengartikan mimpi itu. Atas informasi dari juru minuman, Yusuf dipanggil untuk mengartikan mimpi itu. Dan ternyata dengan terus terang Yusuf memberitahukan artinya. Yusuf berkata, tujuh ekor lembu yang baik dan tujuh bulir gandum yang baik artinya sama yaitu tujuh tahun. Sementara ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, juga tujuh bulir gandum yang hampa dan layu artinya adalah tujuh tahun kelaparan. (Kejadian 41:26-27).

Dari kemampuan yang Tuhan berikan tersebut, akhirnya Yusuf dipakai oleh Tuhan sebagai penguasa di Mesir. Tuhan promosikan Yusuf dengan caraNya yang ajaib dengan tujuan untuk menjadi saksi bagiNya. Saudara, saya ingatkan apa yang dianggap bodoh, hina dan rendah oleh dunia, justru dipakai Allah untuk mempermalukan dunia. Di tangan Allah, apa yang dianggap bodoh, hina dan rendah oleh mahusia, justru alat yang indah untuk menyatakan kebesaranNya (1 Kor 1:25-29). Puji Tuhan lihatlah Rahab, Yefta, Maria Magdalena, Rasul Paulus, Betlehem, Daud, dll. Mereka tidak pernah diperhitungkan oleh manusia bahkan dianggap hina, bodoh dll, jangan pernah merasa malu jika engkau dihina, dicaci, difitnah bahkan divonis sekalipun oleh pendeta engkau dipandang tidak layak melayani. Menjadi anak Tuhan. Jangan pernah minder karena status kita sebagai anak Tuhan. Sebaliknya, layanilah Tuhan dengan segenap hatimu, baik di rumah, di tengah masyarakat, ditengah pekerjaan dimanapun engkau berada berikanlah yang terbaik bagi Tuhan, jika engkau berbicara berbicaralah yang terbaik, jika engkau berfikir, berfikirlah yang terbaik, jika engkau bertindak betindaklah yang terbaik, persembahkanlah yang terbaik bagi TUHAN, berbanggalah karena engkau dipanggil untuk menjadi saksi Kristus bagi dunia ini. Kadang-kadang Allah memakai proses-proses menyakitkan dalam hidup kita agar terjadi mutiara iman, demi kemuliaan namaNya. Jangan salah mengerti rencanaNya. Jangan menghakimi. SOLI DEO GLORIA

Oleh: Joko Prasetyo | April 13, 2008

Arti Kenaikkan Tuhan Yesus Ke Sorga

1. Yesus selalu menepati janji-Nya

Yoh16 :17 Yesus berjanji akan naik ke sorga:“ Mendengar itu beberapa dari murid-Nya berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku? Dan Aku pergi kepada Bapa?” Dan Yesuspun menggenapiNya,artinya apa yang sudah dijanjikan pasti digenapi Ia Naik ke sorga, Tuhan Yesus tidak pernah ingkar janji, maka percayalah dalam segala hal baik dalam suka maupun duka Yesus tetap menyertai dari masa ke masa dan yang pasti kuasaNya tidak terbatas.

2. Membuktikan bahwa Tuhan Yesus datang dari sorga

Yohanes 16: 28 “ Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa“ artinya Yesus adalah Tuhan sehingga Dia mampu mengubah kebinasaan menjadi keselamatan, Dia sumber pengharapan, yang lemah dikuatkan, yang miskin diperkaya, yang sakit disembuhkan, yang hina dimuliakan, yang susah dihiburkan, Dia mampu meniadakan dari yang ada menjadi tidak ada, Dia mampu mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi kenyataan.

3. Menyatakan bahwa pekerjaan di dunia telah selesai

Yohanes 17: 4 “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukan-Nya“ . PekerjaanNya di dunia adalah memulihkan rusaknya hubungan manusia dengan Tuhan karena dosa, maka barang siapa yang percaya kepada Yesus dan melaksanakan perintahNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal di sorga. Yesuslah jalan hidup dan kebenaran.

4. Duduk disebelah kanan ALLAH Bapa

Markus 16: 9 “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan ALLAH.” Duduk di sebelah kanan ALLAH hati-hati mengartikannya, jangan diartikan secara harafiah, jangan diartikan di sorga ada dua oknum, duduk disebelah kanan mempunyai 2 pengertian iman :

  • Sebagai Kepala. Seorang raja, kaisar maupun presiden duduknya selalu di sebelah kanan karena dia seorang kepala, demikian halnya dengan Tuhan Yesus Dia duduk di sebelah kanan karena Tuhan Yesus adalah Kepala, Raja Gereja, Efesus 4: 15 “Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal kearah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”maka segala sesuatu harus mengandalkan dan berdasarkan Yesus.
  • Sebagai Pemenang. Di dalam peperangan jika tampil sebagai pemenang maka panglima perang ketika pulang akan disambut oleh raja dan di dudukkan di sebelah kanan sebagai penghormatan.Tuhan Yesus adalah pemenang telah mengalahkan dunia, telah mengalahkan maut, DIA BANGKIT, inilah inti Iman Kristen berita kebangkitanNya harus terus dikumandangkan dari masa ke masa sampai akhir zaman.

5. Mempunyai tugas yang baru yaitu :

  • Menyediakan tempat di sorga (Yohanes 14:1-3) Didalam Yohanes 14: 6 Tuhan Yesus bersabda “ Akulah jalan kebenaran dan hidup” ketiga hal inilah yang menjadi gambaran tentang seluruh dunia, baik didalam ilmu filasafat, agama dan segala sesuatu yang paling kristalisasi didalam dunia yaitu mental manusia, semua agama mencari jalan, orang belajar filsafat untuk mencari hakekat kebenaran hidup, inilah solusi, jalan keluar yang diberikan Tuhan Yesus, Akulah Jalan, Akulah Kebenaran, Akulah Hidup, banyak orang akhirnya mati di tengah usahanya mencari jalan, semua ahli filasafat akhirnya mati ditengah usahanya mencari hakekat kebenaran hidup, mari lihatlah sampai saat ini YESUS tetap hidup dan sediakan jalan, sediakan kebenaran serta sediakan hidup yang kekal di sorga.
  • Menjadi Imam Besar dan Pembela di sorga (Ibrani 8 : 1-6) serta menjadi perantara antara manusia dengan Tuhan ALLAH (Ibrani 4: 14) Di dalam Perjanjian Lama Tuhan menyuruh Musa untuk mendirikan Kemah Suci dan menunjuk Harun sebagai imam,Harun sebagai imam yang diperbolehkan menjadi perantara manusia dengan Tuhan atau yang diperbolehkan melayani Tuhan,Kemah Suci pada waktu itu adalah gambaran Sorga dan Yesus adalah sebagai Imam Besar. Sebagai Pembela di sorga (Roma 8:34) nanti pada saatnya akan ada pengadilan terakhir (Wahyu 20: 11-15) Yesus akan tampil sebagai pembela orang-orang percaya, yang tidak percaya akan dibuang kelautan api (Wahyu 21:8).
Oleh: Joko Prasetyo | April 8, 2008

Rendah Hati

“Berbahagialah orang yang lemah lembut (rendah hati), karena mereka akan memiliki bumi” (Matius 5 : 5)

Pengajaran Tuhan Yesus tentang keselamatan bukanlah suatu keselamatan melalui suatu syahadat pengakuan iman, maksudnya kita tidak diselamatkan hanya dengan memiliki pengakuan iman semata, kita juga tidak diselamatkan melalui perbuatan baik, meskipun perbuatan baik itu penting. Lalu bagaimana kita diselamatkan ? Jawabannya adalah dengan jalan menjadi manusia baru melalui anugerah dan kuasa ALLAH (Yoh 3:3). Manusia baru itu seperti apa ? gambaran manusia baru itu secara tepat disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam ucapan bahagia (Matius 5 : 3 – 12). Kebahagiaan dijanjikan kepada orang-orang tertentu, tidak sembarang orang, artinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi perhatikan Mazmur 1: 1 “ Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yg tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Untuk memahami berbahagialah orang yang lemah lembut atau rendah hati karena mereka akan memiliki bumi. Bersama kita akan perhatikan Pararel dari Matius 5 : 5 yaitu Mazmur 37.sekarang bagaimana memahami ucapan “Berbahagialah orang yang lemah lembut (rendah hati) karena mereka akan memiliki bumi” Matius 5:5 ini sebenarnya dikutip langsung oleh Tuhan Yesus dari Mazmur 37:11 “Tetapi orang yang rendah hati (lemah lembut) akan mewarisi negeri (bumi) dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpa-limpah”

Apakah yang dimaksud lemah lembut/rendah hati

1. Orang yang percaya kepada Tuhan

Mazmur 37 : 3 :” Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan belakulah setia”. Percaya kepada Tuhan artinya tidak sekedar percaya tetapi ada penyerahan diri secara total, percaya sepenuh hati, berani menanggung resiko, berani berkorban, selalu mengandalkan Tuhan, takut akan Tuhan (Mazmur 112 : 1,Ams 8: 13)

2. Orang yang menantikan Tuhan

Mazmur 37 : 9b “ ………….tetapi orang yang menanti-nantikankan Tuhan akan mewarisi negeri” untuk memahami yang dimaksud orang yang menatikan Tuhan marilah kita perhatikan Mazmur 37 : 7 ”Berdiam dirilah dihadapan Tuhan dan nantikanlah Dia, jangan marah………..” menantikan Tuhan artinya memperbolehkan Tuhan bertindak bagimu, jangan membalas. Jangan marah berarti harus bersabar dan jangan iri.

3. Orang yang hidup dalam kebenaran

Mazmur 37 : 29 “Orang yang benar akan mewarisi negeri dan tinggal disana senantiasa” Untuk memahami yang dimaksud orang yang hidup dalam kebenaran marilah kita perhatikan Mazmur 37:27 “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik…………..” jadi hidup didalam kebenaran adalah menjauhi kejahatan/dosa, jika bertindak bertindaklah yang terbaik, jika berfikir berfikirlah yang terbaik, jika berbicara berbicaralah yang terbaik, Jadi lemah lembut tidak bisa hanya dilihat dari sikap atau penampilan cara berbicara, cara jalan dsb contoh seorang petinju tidak mungkin cara jalan dan bicaranya klemak-klemek mustinya dia gagah bicaranya tegas dsb. Musa pemimpin besar bangsa Israel mustinya orangnya gagah, tegas bicaranya keras tetapi alkitab dalam Bilangan 12:3 dikatakan Musa seorang yang sangat lembut hatinya. Jadi lemah lembut atau rendah hati adalah orang yang percaya kepada Tuhan, orang yang sabar dan orang yang hidup dalam kebenaran/membenci dosa.

Janji Tuhan jika kita rendah hati/lemah lembut :

  1. Maz 37:11 memperoleh berkat yang berlimpah-limpah
  2. Maz 37:23 setiap langkah dituntun Tuhan
  3. Maz 37:39,40 memperoleh keselamatan dan kemenangan
  4. Matius 5:5 memiliki bumi/mewarisi negeri, ketika Tuhan Yesus datang ke dua kalinya akan ada langit baru, bumi baru Yerusalem baru dan orang-orang pilihanNya akan memerintah Kerajaan Allah bersama Yesus (Wahyu 5:10,21:1, 22:5)
Oleh: Joko Prasetyo | April 8, 2008

Ketika Joshua Ditemui Tuhan Yesus

Pada suatu pagi yang cerah ketika Joshua bangun tidur ia memandang ke luar lewat jendela kamarnya “Ah, ciptaan Tuhan memang begitu indah!” katanya dalam hati sambil menyaksikan semua itu, ia memuji-muji Tuhan atas karyaNya yang begitu indah.Saat ia duduk di tempat tidur, tiba-tiba Tuhan Yesus datang dan bertanya, “Apakah engkau mencintai Aku?” ia menjawab, “Tentu saja, Engkau adalah Tuhan dan Juru Selamatku!”
Kemudian Ia bertanya, “Sekiranya tubuhmu cacat, apakah engkau akan tetap mencintai Aku?”
Joshua tertegun, dan melihat kedua kaki dan tangannya. Ah, alangkah sulitnya hidup ini, dengan tubuh yang cacat! dan Joshua menjawab, “Tuhanku, jika aku cacat, akan sangat susah bagiku, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau”. Kemudian Tuhan Yesus melanjutkan bertanya , “Sekiranya matamu tak dapat melihat, apakah engkau tetap bersyukur atas segala ciptaanKu?” Secara tiba-tiba Joshua terbayang orang-orang tuna netra di seluruh dunia dan bagaimana mereka tetap memuji dan bersyukur atas segala ciptaan Tuhan. Lalu ia menjawab, “Alangkah sulitnya jika aku tidak dapat melihat, Tuhanku, tetapi aku tetap akan bersyukur atas segala ciptaanMu.”
Kemudian Tuhan Yesus bertanya lagi, “Sekiranya engkau tidak dapat mendengar, apakah engkau tetap akan setia kepada setiap FirmanKu?” Lalu Joshua berpikir, bagaimana mungkin aku mendengarkan Firman Allah jika aku tuli? Tetapi kemudian ia tersentak, dan menyadari bahwa ia perlu mendengar Firman Allah dengan hati, bukan dengan telinga saja. Maka Joshua menjawab, “Alangkah sulitnya Tuhan, jika aku tuli, tetapi aku akan tetap mendengar segala FirmanMu.”
Kemudian Tuhan Yesus bertanya lagi, “Sekiranya engkau tidak dapat berkata-kata dalam hidupmu, apakah engkau tetap akan memuji NamaKu?” Bagaimana mungkin aku menyampaikan puji-pujian tanpa suara? Tetapi Joshua sadar bahwa Tuhan ingin puji-pujian itu berasal dari hatinya yang paling dalam dan dari ketulusan jiwanya. Maka iapun segera menjawab, “Alangkah sulitnya, Tuhan, jika aku tidak dapat berkata-kata, tetapi aku akan tetap bernyanyi di dalam hatiku, memuji dan bersyukur kepadaMu.”
Kemudian Tuhan Yesus bertanya lagi, “Apakah engkau mencintai Aku?” Dengan penuh keyakinan, Joshua menjawab, “Ya, Tuhanku,aku mencintai Engkau karena Engkaulah Allah yang Maha Kuasa!”
Joshua pikir, ia telah menjawab pertanyaan Tuhan dengan baik…. Kemudian Tuhan Yesus bertanya, “Lalu, mengapa engkau tetap berbuat dosa? Mengapa engkau menjauh dariKu dan melupakanKu disaat-saat engkau bersukacita ? Dan engkau mencari-cari Aku dalam seruan doa-doamu disaat Engkau kesusahan?” Joshua tidak menjawab. Hanya air mata yang mengalir.
Kemudian Tuhan Yesus melanjutkan, “Mengapa engkau hanya bernyanyi memujiKu disaat kebaktian? Mengapa engkau mencari-cari Aku hanya saat beribadah? Mengapa engkau meminta-minta terus hanya untuk kepuasan dirimu sendiri? Mengapa engkau meminta-minta kepadaKu tanpa kesetiaan?” Airmata Josh semakin mengalir. “Mengapa engkau penuh kepalsuan menyampaikan FirmanKu, hanya untuk mencari hormat dan pujian.
Mengapa engkau mencari-cari alasan saat Aku memberikanmu kesempatan kepadamu untuk memuliakan namaKu dengan menjadi pengurus gereja/persekutuan, panitya dsb. Engkau tidak pernah ambil bagian didalamnya ?engkau hanya mau yang kelihatan menonjol saja agar engkau dapat pujian, bahkan ketika hamba-Ku berkotbah engkau selalu mengkritik bahkan selalu mencari kesalahannya seolah-olah kamu lebih hebat” Josh mencoba untuk menjawab. Tapi tidak ada kata-kata yang bisa dikeluarkan. “Engkau telah Kuberkati dengan Hidup. Aku menciptakanmu bukan untuk menyia-nyiakan pemberianKu itu. Aku telah memberkatimu dengan berbagai talenta untuk melayaniKu dengan kasih, tetapi engkau terus berpaling daripadaKu dengan berbagai macam alasan dan kesombonganmu.
Aku telah menyingkapkan FirmanKu kepadamu, tetapi engkau tidak bertambah dalam pengertianmu. Aku telah berbicara kepadamu, tetapi telinga hatimu tertutup rapat. Aku telah menunjukkan berkat-berkatKu kepadamu, tetapi matamu tidak mau melihat. Tetapi Aku telah mendengarkan doa-doamu, anakKu, dan Aku telah menjawabnya.” “Apakah engkau mencintai Aku?” Tanya Tuhan Yesus sekali lagi. Josh tidak bisa menjawab, ia teramat sedih dan malu. Joshua tidak memiliki alasan lagi. Setelah ia meratap dalam tangis, Joshua berkata, “Ampuni aku, Tuhan, aku tidak layak menjadi anakMu.”
Tetapi Tuhan Yesus menjawab, “AnakKu… anakKu yang Kukasihi, Aku sangat mencintaimu!”
Josh menjawab, “Mengapa Engkau selalu mau mengampuni aku? Mengapa Engkau mengasihi aku seperti itu?” Tuhan Yesus menjawab, “Karena engkau adalah ciptaanKu. Engkau adalah anakKu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Disaat engkau menangis, Aku tahu kesedihanmu dan Akupun menangis disisimu. Disaat engkau bersuka cita, Akupun tertawa bersamamu. Disaat engkau putus asa, Aku datang memberikan semangat bagimu. Disaat engkau terjatuh, Aku mengulurkan tanganKu untuk mengangkatmu. Disaat engkau lelah, Aku mengangkatmu didalam dekapan pelukanKu. Aku akan selalu bersertamu dan mencintaimu sampai akhir zaman.”
Josh belum pernah menangis seperti saat itu. Bagaimana mungkin ia bisa begitu dingin terhadap Allahnya. Bagaimana mungkin Josh menyakiti hati Tuhan, setelah begitu banyak yang telah dilakukanNya ? Lalu Josh bertanya kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, seberapa besarkah kasihMu bagiku?” Kemudian Tuhan Yesus membuka telapak tanganNya lebar-lebar. Dan Josh mengamati telapak tangan Tuhan Yesus yang berlubang karena bekas paku di kayu salib, dan ia teringat akan segala kesengsaraanNya. Kesengsaraan sampai mati, karena kasih. Josh tersungkur di kaki Kristus, Sang Juru Selamat. Bersujud dan menangis

Oleh: Joko Prasetyo | April 8, 2008

Benarkah Gereja Telah Menjadi Musuh ALLAH

Pada tahun 2005 pernah dicanangkan oleh para pemimpin umat bahwa negeri ini akan terjadi transformasi besar-besaran kini sudah hampir 3 tahun telah kita lewati , tanda-tanda transformasi yg dicanangkan pada tahun tsb belum juga kunjung tiba, malah kondisi di negeri ini semakin carut marut! Kita semua patut merenungkan kembali, terlebih para pemimpin umat Tuhan, kenapa transformasi belum terjadi di negeri ini? Apa salah kita sehingga Tuhan belum melawat negeri ini? Semua usaha telah dilakukan melalui berbagai macam conference, pertemuan2 akbar di berbagai kota2 besar di seluruh Indonesia, entah sudah menghabiskan dana berapa M ? Hasilnya belum terasa. Terjalinnya kesatuan gereja2 hanya sebatas dipertemuan dan conference secara ceremonial saja! Supaya dilihat umat bersatu? Tetapi kenyataannya masyarakat gereja dan pemimpin umat yang membuat kerajaan surga terpecah2, seolah-olah beda gereja seperti beda agama, beda agama ada toleransinya, sedangkan beda gereja malah tidak ada toleransinya. Masing-masing berdiri di atas prinsip-prinsip denominasi dan bukan di atas kebenaran firman Tuhan, prinsip-prinsip denominasi yang memecah belah gereja, mereka yang sering merasa gerejanya yang paling benar dan diberkati di dalam Tuhan, Baptisan di gerejakulah yang paling benar dsb. justru prinsip inilah yang membuat tembok pemisah antara satu gereja dan gereja lainnya, gereja terpecah-pecah. Dan pemimpin umat harus bertanggung jawab kepada Tuhan, karena Tuhan menghendaki gereja bersatu, sebagaimana doa Tuhan Yesus ketika Dia masih melayani di dunia, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa , di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 17 : 21)

Apakah Gereja telah menjadi musuh Allah?

Bagaimana transformasi bisa terjadi? Saat ini gereja hanya sedang concern di perobahan secara physik yang dapat dilihat oleh kasad mata, agar dipandang dunia dan sibuk dengan hal-2 seperti orang duniawi, pertemuan diadakan di hotel – hotel mewah dan bermalam di hotel2 berbintang, bukankah itu sama seperti orang duniawi? Gereja sendiri yang melakukannya dan mencontoh orang2 dunia, gereja tidak sadar telah menjadi musuh Allah! Karena firman Tuhan yang mengatakan, “Hai kamu orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” (Yakobus 4:4). Gereja harus mengfokuskan dahulu membangun spiritual umat Tuhan, menjadikan umat yang dewasa rohaninya, dan harus dimulai para pemimpin umat untuk benar2 hidup dalam kebenaran firman Tuhan, bukan untuk mempertahankan prinsip gerejanya yang paling benar, karena si Iblis akan menaruhkan prinsip2 yang berbeda2 agar dapat memecah belah gereja.

Gereja harus menjadi pelaku Firman

Pemimpin umat yang sering mengatakan, “Kita harus menjadi pelaku Firman”, tetapi masih sering terdengar bahwa bukannya menjadi pelaku Firman melainkan menjadi pendebat Firman, seperti ahli2 Taurat dan orang2 Farisi yang berdebat tentang firman, mempertahankan prinsip kebenaran dan berdiri di atas prinsip denominasi gerejanya, dan memandang orang lain itu sesat, bahkan dengan munculnya berbagai persekutuan dianggap sebagai saingan. Mari kita tinggalkan perbedaan2 kita dan menjadi pelaku2 firman, dan menyebarkan Kasih Tuhan kepada saudara2 kita yang kesulitan mencari pekerjaan, yang terabaikan di desa, lereng2 gunung, yang membutuhkan pertolongan dan menjadi mitra kerja Tuhan, justru pemimpin2 umat Tuhan harus turun, jangan hanya berkhotbah saja atau mengadakan seminar2 dan conference2 di hotel-hotel mewah, cobalah turun ke pelosok-plosok desa dan bukankah lebih baik membangun kesejahteraan umat, supaya semuanya bisa menjadi saksi untuk Tuhan? “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6: 2)

Transformasi akan terjadi diawali dari para pemimpin umat dahulu dan baru umat Tuhan dan masyarakat dan negara, dan ini bisa terjadi kalau gereja sudah menjadi pelaku Firman, bukan saling berdebat Firman dengan berkedok kebenaran Firman.

Segala puji dan hormat hanya untuk kemuliaan nama TUHAN YESUS ***

Oleh: Joko Prasetyo | Maret 18, 2008

Salib Adalah Kebanggaanku

Kekristenan hari-hari ini semakin banyak tantangan. “Salib” yang harus dipikul semakin hari semakin berat. Tetapi semakin berat ”salib”, berarti semakin besar pula mahkota yang akan kita terima. ”Salib” itu sepasang dengan mahkota. Jadi kalau ”salib” kecil, maka mahkotanya juga kecil. Di dalam Galatia 6:14, dijelaskan ”…Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah…”. Paulus dengan sengaja mengatakan bahwa ia tidak mau bermegah, karena dia sebenarnya punya alasan untuk bermegah yaitu :

  1. Dia punya panggilan yang dahsyat. Dia dipanggil langsung dan berbicara dengan Tuhan yaitu dalam perjalanan ke Damsyik untuk membunuh anak-anak Tuhan.
  2. Perubahannya dahsyat. Paulus mengalami perubahan yang sangat drastis. Dari seorang penjahat yang ingin membunuh anak-anak Tuhan, menjadi seorang yang berbuat dahsyat bagi Tuhan.
  3. Sebagian besar jemaat mula-mula di dibuka oleh Paulus. Paulus punya alasan untuk bermegah karena Paulus yang menabur dengan pergi ke daerah-daerah. Jemaat di Korintus, Efesus, Galatia, dll adalah buah dari pelayanan Paulus.
  4. Dia adalah penulis dari sebagian besar Alkitab Perjanjian Baru. Paulus bisa bermegah untuk segala sesuatu yang dibuat Tuhan di dalam hidupnya, tetapi justru dia tidak mau bermegah. Oleh karena itu jangan bangga karena karunia yang dimiliki, jiwa yang dibawa kepada Tuhan, atau karena prestasi dan karya yang hebat. Lebih lanjut Paulus menjelaskan ”Tetapi bermegahlah di dalam salib Tuhan Yesus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia”. Dengan kata lain, Paulus ingin menjelaskan bahwa yang membuat hidup kita berarti dan bisa berbuat sesuatu bagi dunia serta dapat menjadi berkat bagi dunia hanyalah salib. Bagi banyak orang, salib adalah lambang kelemahan. Tetapi bagi orang percaya, salib adalah kebanggaan.

MENGAPA SALIB ADALAH KEBANGGAAN ?

1. Di salib ada harga yang telah dilunasi (Yoh. 19:30)

Di dalam Yohanes 19:30, tertulis ”Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Di dalam Korintus, Paulus pernah berkata bahwa tubuh kita sudah dibeli dan harganya sudah dibayar lunas. Waktu kita memandang salib, di salib ada darah yang tertumpah, ada jeritan Yesus. Jadi di salib ada penderitaan karena ada harga yang harus dibayar. Dan harga itu sangat mahal. Kutuk, neraka, kehancuran, penderitaan dan rasa malu yang seharusnya kita tanggung, semuanya itu ditimpahkan kepada Yesus. Tetapi dengan bangga Yesus berkata, ”sudah selesai”.

2.Di salib ada pembebasan bagi kita(Kol. 2:13-15)

Di dalam Kolose 2:14 dijelaskan ”dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib”. Setiap kali kita berdosa, setan mencatatnya dengan sangat detil dan lengkap. Itu adalah seperti surat hutang yang selalu dipakai setan untuk mendakwa kita. Itulah yang dipaku di atas kayu salib sehingga waktu kita memandang salib, ada pembebasan. Jadi setiap kali mendengar dakwaan setan, kita tidak terpengaruh karena kita tahu bahwa itu semua sudah dipakukan di atas kayu salib sehingga kita bisa berjalan dalam kebebasan.

3.Di salib ada pelajaran kehidupan (Ibr. 12:1-2)

Di dalam Ibrani 12:2 dijelaskan ”….dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita. …”. Jadi waktu kita memandang salib, ada pelajaran yang harus kita teladani bahwa Yesus tekun memikul salib, sabar dan setia.

4.Di salib ada jaminan berkat (Gal. 3:13-14)

Dalam Galatia 3:13-14 dijelaskan, ”Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Waktu kita memandang salib, ada jaminan berkat bagi hidup kita. Jadi kalau ada suara-suara yang berkata bahwa kita tidak bisa diberkati, atau penyakit tidak bisa sembuh, itu bukan dari Tuhan. Yesus telah membayar lunas yaitu Dia telah dikutuk supaya kita diberkati. Karena kalau kita diberkati, kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.

5.Di salib ada penyempurnaan (Rom. 6:6-8)

Dalam Roma 6:6 dijelaskan, ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia”. Lewat salib, hidup kita terus diperbaharui menuju kesempurnaan.

Refleksi :

Salib harus kita pikul. Salib adalah sepasang dengan mahkota. Ketika kita memikul salib yang berat, berarti tersedia bagi kita mahkota yang besar. Jadi kalau kita mau tahu sebesar apa mahkota kita, lihatlah seberapa berat salib yang kita pikul. Oleh karena itu, janganlah memikul salib dengan bersungut-sungut tetapi pikullah salib dengan bangga.

Kategori